Tugas Ekonomi Koperasi Ke-2

Nama : Rico Prasetyo
NPM : 29214274
Kelas : 2EB28


Analisis Laporan Koperasi (Neraca dan Laporan Laba-Rugi)

Dalam usaha mencapai kesejahteraan para anggota koperasi, koperasi mengusahakan adanya peningkatan kegiatan operasi. Kegiatan operasi ini harus dikelola secara efektif dan
efisien, diantaranya adalah pemanfaatan aktivasecara optimal untuk kegiatan operasi yang berkesinambungan menunjukkan indikasi pengelolaan aktiva yang efektif. Sedang laba dari hasil kegiatan atau operasi menunjukkan efisiensinya. Sebagai evaluasi untuk pengambilan keputusan keuangan di masa mendatang, maka koperasi perlu mengetahui hasil yang telah dicapai selama ini. Laporan perkembangan atau hasil yang dicapai tiap periode tersaji dalam laporan keuangan.Selain itu melalui laporan keuangan dapat diketahui efisien tidaknya suatu badan usaha dalam mengelola usaha, dalam mengelola modal melalui alat-alat analisis tertentu. Alat-alat analisis tersebut adalah rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas. Data yang dibutuhkan untuk kepentingan analisis tersebut diambil data laporan keuangan dari KUD Banyudono Selatan yang berupa neraca
dan laporan rugi laba. Adapun data laporan keuangan berupa neraca dan laporan Rugi Laba (perhitungan hasil usaha) tahun 2002-2006 beserta hasil analisis data yang menggunakan rasio rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas seperti pada lampiran 1 dan 2. Setelah menganalisis laporan keuangan seperti terdapat pada lampiran 1 dan 2 dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan alat pembanding yang lain. Selanjutnya untuk mengetahui efisiensi kinerja keuangan koperasi, maka dilakukan analisis rasio yang meliputi:

(1) Rasio Lancar

Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
Perhitungan rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Hasil perhitungan rasio lancar tahun 2002-2006 dapat disajikan pada Lampiran 3. Berdasarkan lampiran tersebut terlihat bahwa rasio lancar atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek pada tahun 2002 sebesar 136,66 persen. Pada tahun 2003 rasio lancar atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek menjadi 158,54 persen, pada tahun 2004 rasio lancar atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek menjadi 251,02 persen, pada tahun 2005 rasio lancar atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek menjadi 147,61 persen, dan pada tahun 2006 rasio lancar atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek menjadi 256,72 persen. Kenaikan ini disebabkan turunnya jumlah kewajiban lancar dan kewajiban lancar turun disebabkan berkurangnya jumlah hutang bank, sedangkan aktiva lancar mengalami
peningkatan. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan memiliki rasio lancar rata-rata 190,11 persen atau hampir 2:1. Rasio lancar hampir 200 persen cukup memenuhi ketentuan prinsip hati-hati dalam manajemen keuangan, sehingga koperasi cukup liquid dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar.

(2) Rasio cepat

Rasio cepat merupakan perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhikewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Hasil perhitungan rasio cepat tahun 2002-2006 dapat disajikan pada Lampiran 3. Berdasarkan lampiran tersebut dapat diketahui bahwa
rasio cepat atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek tanpa menggunakan persediaan pada tahun 2002 adalah sebesar 106,26 persen. Pada tahun 2003 rasio cepat atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek tanpa menggunakan persediaan menjadi 144,16 persen, pada tahun 2004 rasio cepat atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek tanpa menggunakan persediaan menjadi 226,24 persen, pada tahun 2005 rasio cepat atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek tanpa menggunakan persediaan menjadi 143,33 persen, dan pada tahun 2006 rasio cepat atau kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek tanpa menggunakan persediaan menjadi 242,65 persen.
Peningkatan ini disebabkan oleh berkurangnya kewajiban lancar dan kenaikan aktiva lancar. Kewajiban lancar turun disebabkan berkurangnya jumlah hutang bank dan simpanan anggota. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan memiliki ratarata rasio cepat sebesar 172,53 persen, yaitu lebih dari 100 persen, sehingga koperasi cukup likuid dalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa menggunakan persediaan.

(3) Rasio Kas

Rasio kas merupakan perbandingan antara total kas dan bank dengan hutang lancar. Per hitungan rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan kas dan bank. Hasil perhitungan rasio kas tahun 2002-2006 dapat disajikan pada Lampiran 3. Berdasarkan lampiran tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka pendek dengan kas pada tahun 2002 sebesar 5,59 persen atau cukup rendah. Pada tahun 2003 rasio kas menjadi 15,83 persen, pada tahun 2004 rasio kas menjadi 9,86 persen, pada tahun 2005 rasio kas menjadi 12,80 persen, dan pada tahun 2006 rasio kas menjadi 24,52 persen Hal ini dikarenakan naiknya kas dan bank serta berkurangnya jumlah hutang lancar yang disebabkan adanya penurunan simpanan anggota. Dari penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa rata-rata rasio kas KUD Banyudono Selatan adalah 13,72 persen (rendah karena kurang dari 100 persen). Hal ini berarti KUD Banyudono Selatan memiliki jumlah kas yang
sangat kecil, sehingga kurang likuid dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan
kas dan bank.

(4) Ratio Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan
modal dan dana yang dibelanjai dengan utang. Alat analisis yang digunakan adalah:
Total Debt to Total Assets. Total debt to total assets merupakan perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi keseluruhan hutang dengan menggunakan jumlah aktiva. Artinya jika sewaktuwaktu dilikuidasi koperasi ini sudah mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah aktiva. Hasil perhitungan total debt to total assets tahun 2002-2006 dapat disajikan pada lampiran 4. Berdasarkan lampiran tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial jika dilikuidasi pada tahun 2002 adalah sebesar 58,98 persen. Artinya setiap Rp0,5898 dari 1 rupiah aktiva dijadikan jaminan hutang. Pada tahun 2003 total debt to total assets menjadi 56,30 persen, pada tahun 2004 total debt to total assets menjadi 49,30, pada tahun 2005 total debt to total assets menjadi 65,47 persen, dan pada tahun 2006 total debt to total
assets menjadi 34,90 persen. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan memiliki rata-rata total deb to total assets sebesar 52,99 persen. Hal ini berarti setiap Rp0,5299 dari 1 rupiah aktiva dijadikan jaminan hutang, yaitu lebih dari separo jumlah aktiva dijadikan jaminan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
dalam memenuhi kewajiban finansialnya jika dilikuidasi cukup rendah.
Total Debt to Equity Ratio. Total debt to equity ratio merupakan perbandingan antara
jumlah hutang dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi
dalam memenuhi keseluruhan hutang dengan menggunakan modal sendiri. Artinya jika
sewaktu-waktu dilikuidasi koperasi ini sudah cukup mampu dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil perhitungan total deb to equity ratio
tahun 2002-2006 dapat disajikan pada lampiran 4. Berdasarkan lampiran tersebut terlihat
bahwa kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial jika dilikuidasi pada tahun 2002 adalah sebesar 143,75 persen, pada tahun 2003 total debt to equity ratio menjadi 128,82 persen, pada tahun 2004 total debt to equity ratio menjadi 97,22 persen, pada tahun 2005 total debt to equity ratio menjadi 189,63 persen, dan pada tahun 2006 total debt to equity ratio menjadi 53,60 persen. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan memiliki rata-rata total debt to equity ratio sebesar 122,60 persen, artinya setiap 1,226 rupiah dari 1 rupiah modal sendiri dijadikan jaminan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam memenuhi kewajiban finansialnya jika dilikuidasi cukup rendah.

(5) Ratio Profitabilitas.

Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi untuk menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu. Alat analisis yang digunakan adalah: Rentabilitas ekonomi. Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing atau aktiva lancar yang diperlukan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan dalam prosentase. Hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2002-2006 dapat disajikan pada lampiran 4. Berdasarkan Lampiran tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba pada tahun 2002 adalah sebesar 0,80 persen, kemudian pada tahun 2003 menjadi 1,52 persen, kemudian pada tahun 2004 menjadi 1,15 persen, kemudian pada tahun 2005 menjadi 1,12 persen, dan kemudian pada tahun 2006 menjadi 0,95 persen. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan memiliki rata-rata rentabilitas ekonomi sebesar 1,11 persen. Artinya setiap 1 rupiah dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva mampu menghasilkan
laba sebesar Rp0,0111. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba adalah rendah. Operating Profit Margin. Operating profit margin merupakan rasio yang membandingkan laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan setiap rupiah penjualan. Rasio ini menunjukkan kemungkinan terjadinya pemborosan dalam kegiatan operasi perusahaan. Hasil perhitungan operating profit margin
tahun 2002-2006 dapat disajikan pada lampiran 5. Berdasarkan Lampiran tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba operasi pada tahun 2002 adalah sebesar 1,55 persen, kemudian pada tahun 2003 menjadi 1,99 persen, pada tahun 2004 menjadi 1,15 persen, pada tahun 2005 menjadi 2,51 persen, dan pada tahun 2006 menjadi 1,59 persen. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan memiliki rata-rata operating profit margin sebesar 1,76 persen. Artinya setiap 1 rupiah penjualan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0176. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba adalah rendah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis rasio yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(1) Ditinjau dari rasio likuiditas. Ditinjau dari rasio likuiditas berupa rasio lancar, rasio cepat,
dan rasio kas pada tahun 2002 sampai tahun 2006 menunjukkan cukup baiknya kondisi keuangan KUD Banyudono Selatan, khususnya dalam memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendek, dilihat dari rasio lancar kemampuan KU dalam membayar hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar cukup likuid (>150 persen). Dilihat dari rasio cepat menunjukkan bahwa KUD dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar tanpa mengikutsertakan persediaan juga cukup likuid, artinya KUD cukup mampu melunasi hutang lancar pada saat jatuh tempo (>150 persen). Namun dilihat dari rasio kas menunjukkan bahwa koperasi dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan kas dan bank belum likuid (<150 persen), artinya KUD belum mampu melunasi hutang lancar pada saat jatuh tempo dengan kas yang tersedia.

(2) Ditinjau dari ratio leverage. Leverage suatu badan usaha menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang jika sewaktu waktu dilikuidasi. Melalui analisis total deb to total assets dapat diketahui bahwa KUD Banyudono Selatan belum baiknya kondisi keuangan koperasi. Lebih dari 50 persen aktiva digunakan untuk menjamin utang, artinya lebih dari 50 persen kebutuhan dana dipenuhi dari utang. Ditinjau dari total debt to equity ratio menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar hutangnya dengan menggunakan keseluruhan modal sendiri belum cukup baik. KUD Banyudono Selatan memiliki rata-rata total debt to equity ratio sebesar 122,60 persen (>100 persen), artinya lebih dari 100 persen modal sendiri dijadikan jaminan hutang.

(3) Ditinjau dari ratio profitabilitas. Selama lima periode yaitu dari tahun 2002 sampai tahun
2006 rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri pada KUD Banyudono Selatan adalah cukup rendah (<10 persen). Artinya koperasi mendapatkan laba bersih yang rendah. Dilihat dari rentabilitas ekonomi menunjukkan koperasi dalam mendapatkan laba usaha dengan menggunakan keseluruhan aktiva adalah cukup rendah (<10 persen). Ditinjau dari rentabilitas modal sendiri menunjukkan rasio yang cukup rendah (<10 persen). Berdasarkan ketiga analisis rasio tersebut yaitu likuiditas, levearage dan profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada KUD Banyudono Selatan belum efisien. Yaitu belum memiliki kas yang likuid, terlalu banyak hutang, dan kemampuan mencetak laba yang rendah. Keterbatasan Penelitian. (1) Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan KUD Banyudono Se-latan Banyudono dengan mendasarkan pada analisis rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas selama periode tahun 2002-2006. (2) Penelitian ini hanya mengambil satu obyek penelitian yaitu KUD Banyudono Selatan Banyudono. Saran. Berdasarkan kesimpulan maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk
menambah masukan bagi pihak koperasi dalam mengembangkan diri dan menjaga kelangsungannya pada masa-masa yang akan datang. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Upaya untuk meningkatkan likuiditas. 
(a) Menjual aktiva tetap yang ada pada KUD yang sudah tidak terpakai atau tidak produktif, hal ini dilakukan agar jumlah aktiva lancar dari KUD meningkat;
(b) Meningkatkan jumlah modal sendiri, dengan cara menambah jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.

(2) Upaya meningkatkan rasio leverage:
(a) Menambah jumlah aktiva tetap tanpa menambah jumlah hutang, yaitu dengan menambah jumlah modal sendiri;
(b) Mengurangi jumlah hutang dengan tanpa mengurangi jumlah aktiva
tetap, yaitu dengan menambah jumlah modal sendiri untuk membayar hutang.

(3) Upaya meningkatkan rasio profitabilitas:
(a) Meningkatkan jumlah penjualan dan pendapatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjual secara kredit jangka pendek,
(b) Mengurangi jumlah biaya operasional kantor dan melakukan tindakan efisiensi.

Komentar

Postingan Populer